Wabah virus corona baru atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) makin terasa dalam perekonomian dalam negeri, terutama dari sisi konsumsi, korporasi, sektor keuangan, dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Untuk korporasi, pelemahan perekonomian akibat virus corona membuat aktifitas sektor manufaktur, perdagangan, transportasi, dan akomodasi seperti restoran dan perhotelan merupakan yang paling rentan. Sehingga, terjadi gangguan aktifitas bisnis yang akan menurunkan kinerja, pemutusan hubungan kerja, dan bahkan mengalami ancaman kebangkrutan
Di sisi lain, memburuknya aktifitas ekonomi dan dunia usaha akan merembet ke sektor keuangan. Perbankan dan perusahaan pembiayaan berpotensi mengalami persoalan likuiditas dan insolvency.
Wabah virus corona juga berdampak negatif terhadap bisnis Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan 90% BUMN dari total 142 perusahaan terkena imbas Covid-19. Hal ini berimplikasi pada dividen yang disetorkan perusahaan ke negara yang diperkirakan bisa hanya setengah dari target yang dicanangkan.
Sejumlah BUMN terkena dampak dari penyebaran virus corona, dikarenakan pasokan bahan baku terganggu dan suplainya tidak terserap. Contohnya, adanya kelebihan pasokan baja di pasar domestik dikarenakan arus masuk baja impor dari Tiongkok. Sehingga, jumlah produksi menurun karena penerapan PSBB.
Untuk menggali informasi lebih lanjut tentang dampak Covid-19 terhadap kinerja BUMN, maka KATSGAMA mengundang salah satu alumni angkatan 1990 yaitu Ir. Agung Budi Waskito, M.Tech., untuk menyampaikan materi pada diskusi virtual KATSGAMA 20 Mei 2020. Beliau menyampaikan topik “Bagaimana Perusahaan Konstruksi Tetap Survive di Tengah Pandemik Corona”.
Diskusi virtual kali ini diikuti oleh sekitar 95 alumni yang berada di seluruh Indonesia dan beberapa di luar negeri. Kegiatan ini menjadi puncak kegiatan dari serangkaian kegiatan KATSGAMA dalam rangka membahas dampak dari Covid-19 di berbagai bidang.
Materi pada link download
Rekaman audio pada link download