Hujan merupakan salah satu perkara terpenting bagi kehidupan makhluk hidup di muka bumi. Ia merupakan sebuah prasyarat bagi kelanjutan aktivitas di suatu tempat, tidak hanya manusia, tapi hampir semua makhluk.
Dengan mengirim hujan-lah, Tuhan menyuburkan tanaman-tanaman yang dibutuhkan manusia dan semua mahkluk yang hidup di bumi, menumbukan pepohonan dan buah-buahan dan biji tanaman yang dibutuhkan manusia.
Namun saat ini, banyak manusia beranggapan air hujan adalah sumber banjir apabila tidak segera dialirkan/dibuang kelaut, air hujan dianggap tidak memenuhi kualitas, semakin banyak proyek gorong-gorong untuk membuang air hujan, air hujan dilupakan masyarakat.
Air hujan sebenarnya tidak seburuk yang kita bayangkan. Meskipun teori yang mengatakan bahwa air hujan adalah hasil dari uap air laut yang terkontaminasi atau terkena pencemaran ada betulnya, namun air hujan tidak sepenuhnya buruk untuk kelangsungan hidup manusia lho. (sumber: kompasiana.com)
Menurut pakar hidrologi Fakultas Teknik UGM, Dr. Agus Maryono, memanen air hujan bisa dengan memakai bak penampungan atau mengalirkannya ke sumur. Air hujan dari atap dapat dialirkan melalui pipa ke sumur atau bak penampung. Agar bersih dari debu, air hujan bisa disaring dengan alat sederhana, seperti kain dan kaos.
Untuk menggali pengetahuan tentang air hujan dan cara pemanfaatannya, KATSGAMA mengundang salah satu anggotanya yaitu Dr. Agus Maryono menjadi pemateri/pembicara dalam diskusi virtual KATSGAMA yang diselenggarakan pada 08 Mei 2020. Acara diikuti oleh sekitar 50 an alumni yang mengikuti diskusi online yang tersebar di seluruh Indonesia.
Materi pada link download
Rekaman audio pada link download