Pandemi virus corona telah “menjungkirbalikkan” segala hal, termasuk segala kebiasaan yang selama ini berjalan. Pasca-pandemi, sejumlah ahli memprediksi, kebiasaan-kebiasaan akan banyak mengalami perubahan. Salah satunya, terkait kebiasaan kita saat melakukan perjalanan atau travelling. Meskipun, hingga saat ini kita belum mengetahui kapan hal itu bisa dilakukan kembali.
Kemunculan Covid-19 tentunya mempengaruhi pola pikir serta kebiasaan di kehidupan masyarakat. Yang sebelum ini kurang dalam memperhatikan kebersihan dan kesehatan tubuh, seperti mengabaikan pentingnya cuci tangan pakai sabun sebelum dan sesudah makan, kurangnya perhatian terhadap makanan yang akan dimakan apakah sudah cukup bergizi dan sehat atau tidak, serta kurangnya olahraga dan berjemur yang disebabkan oleh kesibukan aktivitas tiap orang, sekarang ini mereka mulai sadar akan pentingnya menerapkan kebiasaan pola hidup sehat dan menjaga agar imunitas tubuh tetap baik. (sumber: kumparan.com)
Pemerintahpun menerapkan kebijakan PSBB di sejumlah kota. Jakarta menjadi wilayah pertama di Indonesia yang menerapkan PSBB. Pemberlakuan PSBB di ibu kota ditetapkan berlangsung selama 14 hari, yakni selama 10-23 April 2020. Lama pemberlakuan PSBB tersebut bisa diperpanjang jika diperlukan. Penerapan PSBB didasari oleh Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang PSBB. Teknis pelaksanaan PSBB diatur Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020. Berbeda dengan karantina wilayah atau lockdown, status PSBB tidak membuat seluruh aktivitas warga di luar rumah harus dilarang. (sumber:liputan6.com)
Untuk menggali informasi tentang perubahan aktivitas dan perjalanan selama pancemi covid-19, KATSGAMA mengundang Dr. M. Zudhy Irawan untuk memberikan materi pada diskusi virtual KASTGAMA yang diselenggarakan pada 13 Mei 2020. Diskusi ini diikuti oleh sekitar 55 alumni yang tersebar diseluruh Indonesia, ada juga beberapa alumni yang tinggal di luar negeri.
Materi diskusi pada link download